Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

Fiction


THE LAST WORDS

Aku memandangi sosok yang terbujur kaku. Wajah yang selalu membuatku tersenyum . yang selau mendekapku disaat aku kehilangan arah kehidupan. Kini yang terdengar hanya tangisan, jeritan dan kemudian hanya ada keheningan. Aku masih sangat ingat kata-kata terakhir itu . “ I love you until the end of my life” . lalu aku melihatnya terkubur bersama kenangan-kenangan indah yang takkan terlupakan.
* * *
Namaku adalah Zarra , dan biasa dipanggil dengan sebutan “Ara”.
Hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional untuk kelas XII SMA. Aku tidak khawatir karena aku memang sudah mempersiapkannya dan juga belajar keras untuk itu.
“Ara!” panggil seseorang yang suaranya sangat familiar di telingaku. Lalu aku pun menoleh kepadanya. Dan sontak aku menjadi terpaku. “hello? Ara!” sebutnya sambil melambaikan tangannya di depan wajahku. Aku pun tersadar dari lamunanku ,”eh, hai Dion, ada apa?” Tanya Ara ,”tidak, iseng aja, gimana ujiannya tadi?” “yah gitu deh, susah-susah gampang” jawabku. “oh, mau aku anter pulang?” Tanya nya lagi, “huh?” akupun terdiam lagi. “ra?” Dion memecahkan keheningan kembali ,”eh iya?” “mau ngga?” “oh yaudah boleh” “oke deh” akhirnya aku pulang bersama Dion. Tak bisa kupungkiri! Aku sangat bahagia! Sebab Dion adalah sahabatku. Tapi sejujurnya aku sangat menyukainya.
        Dua minggu pun berlalu. Aku tengah berdiri di kerumunan orang banyak. “aduh! Hati-hati dong! Jangan sembarangan nginjek kaki orang!” sembur Selly. “maaf sell, aku ngga sengaja, maaf banget ya” sahut Ara panic. Lalu Selly pun pergi begitu saja. Dia memang orang yang sangat sensi,tapi aku sudah memakluminya, karena dia teman sekelasku. “permisi” aku pun mulai memasuki kerumunan orang banyak itu untuk melihat selembar kertas. “WAAAAAA aku lulus dengan nilai terbaik!” teriaknya dan melihat-lihat kembali isi kertas itu, kemudian Ara berlari mencari Dion, tapi aku tak menemukannya . bahkan sudah 3 hari aku tak pernah melihat Dion dan sama sekali tak ada kabar darinya. Padahal aku mau memberitahu perihal nilai UN nya yang berhasil menduduki peringkat 7 tertinggi. 
“permisi bu, saya mau bertanya Dion kemana?” Tanya Ara pada Bu Shinta, wali kelas dion. 
“huh? Dion? Oh, dia izin sakit dari 3 hari yang lalu” jawab ibu tersebut. 
“sakit?" jeda "ibu tau dia sakit apa?” Tanya Ara khawatir.
“tidak” jawab bu Shinta singkat.
“baiklah, terimakasih bu” lalu aku pun berlalu.
Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Dion dengan Rizky, salah satu sahabat Dion yang juga tidak tahu apa yang terjadi pada Dion.”lo yakin ini rumahnya?” “iya gue yakin, gue kan sering kesini ra!” “tapi kok sepi banget sih?” “iya emang selalu gini” “oh” gue jawab singkat lalu turun dari mobil dan mengetuk pintu.
Tok…tok…tok… “dioooon” panggil Ara, tak lama kemudian keluarlah anak kecil “ada apa” Tanya anak tersebut. “Dionnya ada dik? , “kak Dion ngga ada” lalu anak kecil itu pun masuk kerumahnya kembali tanpa banyak bicara. “itu siapa?” Tanya Ara pada Rizky, “adik nya dion” jawabnya. Lalu aku pun terdiam. Kemudian hening…. Kringg kringgg… kringg kringgg… phonsel ku memecahkan keheningan tersebut. “hallo?” aku pun mulai bicara “ha-ha-hallo, ini aku Di-Dion” terdengar suara kelelahan disana. “Dion kamu dimana? Aku khawatir banget! Sekarang aku di depan rumah kamu, tapi kamu…” belum sempat Ara menyelesaikan kata-katanya, dion pun bersuara “ssstt, aku ngga dirumah, aku nelvon kamu cuma mau nanya, kamu mau ngga jadi pacar aku?” Tanya Dion lemah. “huh? kamu kenapa Dion? Kamu dimana? Aku khawatir banget sama kamu” jawab Ara sambil mulai menangis panik. “tolong jawab dulu pertanyaan aku Ra” mohon Dion pelan. “iya aku mau” jawab Ara sambil menangis ketakutan jika terjadi apa-apa pada Dion sekarang. “makasih Zarra, aku sayang kamu” lalu telefon itupun tiba-tiba mati.
“hallo?hallo?Dion?” Ara mulai panik. “Dia bilang apa?!” Tanya Rizky ikutan panik. “Dia Cuma nembak gue terus telfonnya dimatiin pas gue terima dia” L jawab Ara pelan. “CIEEE selamat ya! Sweet banget” jawab Rizky antusias. “heh! Dia pasti lagi kenapa-kenapa! Lo malah bahagia banget disini! Let’s find out where is he!” nyerocos Ara emosi. “maaf, yaudah yuk, tapi kemana?” Tanya Rizky. “gue juga gatau” jawab Ara lemah sambil menangis.
Ting..ting…ting..ting… bunyi nada SMS dari phonsell Ara. Lalu Ara membukanya. Ternyata SMS itu dari Dion , “Ra, temui aku di rumah sakit Grace Holly kamar No.17 lantai 2 ya” tanpa membalas pesan tersebut Ara pun langsung menarik Rizky dan bergegas ke rumah sakit tersebut.
Setibanya dirumah sakit , Ara langsung berlari mencari-cari kamar nomor 17. dan dia pun menemukan kamar tersebut lalu bergegas memasukinya. Dia melihat Dion sedang tertidur lemah dan pucat pasih. Dion pun menoleh kearahnya “hi Ra, makasih ya udah mau datang” sapa Dion sambil tersenyum. “lo sakit kenapa ngga bilang-bilang ke gue sih?” Ara marah sambil menangis. “hehe,maaf, gue ngga mau buat orang-orang panik karena gue” jawabnya tegar. Ara pun mendekat dan langsung memeluk Dion dengan erat. “cepat sembuh sayang” tangis Ara. “hehe makasih sayang J” Dion kembai tersenyum. “Ra, I just want you to know, that I love you until the end of my life” lalu dekapan tangan Dion terasa semakin lemah tak bertenaga. Aku tak mau melepas pelukan tersebut. Sampai suara pedeteksi jantung itu menjerit. Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit. Detak jantung Dion tak terdeteksi lagi. 
DIOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONNNN!!!
^^The End^^
Karya temanku : Hanifa Alia ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar