THE LAST WORDS
Aku memandangi sosok yang terbujur kaku. Wajah yang selalu membuatku
tersenyum . yang selau mendekapku disaat aku kehilangan arah kehidupan. Kini
yang terdengar hanya tangisan, jeritan dan kemudian hanya ada keheningan. Aku
masih sangat ingat kata-kata terakhir itu . “ I love you until the end of my
life” . lalu aku melihatnya terkubur bersama kenangan-kenangan indah yang
takkan terlupakan.
* * *
Namaku adalah Zarra , dan biasa dipanggil dengan sebutan “Ara”.
Hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional untuk kelas XII SMA. Aku
tidak khawatir karena aku memang sudah mempersiapkannya dan juga belajar keras
untuk itu.
“Ara!” panggil seseorang yang suaranya sangat familiar di telingaku.
Lalu aku pun menoleh kepadanya. Dan sontak aku menjadi terpaku. “hello? Ara!”
sebutnya sambil melambaikan tangannya di depan wajahku. Aku pun tersadar dari
lamunanku ,”eh, hai Dion, ada apa?” Tanya Ara ,”tidak, iseng aja, gimana
ujiannya tadi?” “yah gitu deh, susah-susah gampang” jawabku. “oh, mau aku anter
pulang?” Tanya nya lagi, “huh?” akupun terdiam lagi. “ra?” Dion memecahkan
keheningan kembali ,”eh iya?” “mau ngga?” “oh yaudah boleh” “oke deh” akhirnya
aku pulang bersama Dion. Tak bisa kupungkiri! Aku sangat bahagia! Sebab Dion
adalah sahabatku. Tapi sejujurnya aku sangat menyukainya.
Dua minggu pun berlalu. Aku tengah berdiri di kerumunan orang
banyak. “aduh! Hati-hati dong! Jangan sembarangan nginjek kaki orang!” sembur
Selly. “maaf sell, aku ngga sengaja, maaf banget ya” sahut Ara panic. Lalu
Selly pun pergi begitu saja. Dia memang orang yang sangat sensi,tapi aku sudah
memakluminya, karena dia teman sekelasku. “permisi” aku pun mulai memasuki
kerumunan orang banyak itu untuk melihat selembar kertas. “WAAAAAA aku lulus
dengan nilai terbaik!” teriaknya dan melihat-lihat kembali isi kertas itu,
kemudian Ara berlari mencari Dion, tapi aku tak menemukannya . bahkan sudah 3
hari aku tak pernah melihat Dion dan sama sekali tak ada kabar darinya. Padahal
aku mau memberitahu perihal nilai UN nya yang berhasil menduduki
peringkat 7 tertinggi.
“permisi bu, saya mau bertanya Dion kemana?” Tanya Ara pada Bu Shinta, wali kelas
dion.
“huh? Dion? Oh, dia izin sakit dari 3 hari yang lalu” jawab ibu
tersebut.
“sakit?" jeda "ibu tau dia sakit apa?” Tanya Ara khawatir.
“tidak” jawab bu Shinta singkat.
“baiklah, terimakasih bu” lalu aku pun berlalu.
Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Dion dengan Rizky, salah satu
sahabat Dion yang juga tidak tahu apa yang terjadi pada Dion.”lo yakin ini
rumahnya?” “iya gue yakin, gue kan
sering kesini ra!” “tapi kok sepi banget sih?” “iya emang selalu gini” “oh” gue
jawab singkat lalu turun dari mobil dan mengetuk pintu.
Tok…tok…tok… “dioooon” panggil Ara, tak lama kemudian keluarlah anak
kecil “ada apa” Tanya anak tersebut. “Dionnya ada dik? , “kak Dion ngga ada”
lalu anak kecil itu pun masuk kerumahnya kembali tanpa banyak bicara. “itu
siapa?” Tanya Ara pada Rizky, “adik nya dion” jawabnya. Lalu aku pun terdiam.
Kemudian hening…. Kringg kringgg… kringg kringgg… phonsel ku memecahkan
keheningan tersebut. “hallo?” aku pun mulai bicara “ha-ha-hallo, ini aku
Di-Dion” terdengar suara kelelahan disana. “Dion kamu dimana? Aku khawatir
banget! Sekarang aku di depan rumah kamu, tapi kamu…” belum sempat Ara
menyelesaikan kata-katanya, dion pun bersuara “ssstt, aku ngga dirumah, aku
nelvon kamu cuma mau nanya, kamu mau ngga jadi pacar aku?” Tanya Dion lemah.
“huh? kamu kenapa Dion? Kamu dimana? Aku khawatir banget sama kamu” jawab Ara
sambil mulai menangis panik. “tolong jawab dulu pertanyaan aku Ra” mohon Dion
pelan. “iya aku mau” jawab Ara sambil menangis ketakutan jika terjadi apa-apa
pada Dion sekarang. “makasih Zarra, aku sayang kamu” lalu telefon itupun
tiba-tiba mati.
“hallo?hallo?Dion?” Ara mulai panik. “Dia bilang apa?!” Tanya Rizky
ikutan panik. “Dia Cuma nembak gue terus telfonnya dimatiin pas gue terima dia”
L jawab Ara pelan. “CIEEE selamat ya!
Sweet banget” jawab Rizky antusias. “heh! Dia pasti lagi kenapa-kenapa! Lo
malah bahagia banget disini! Let’s find out where is he!” nyerocos Ara emosi.
“maaf, yaudah yuk, tapi kemana?” Tanya Rizky. “gue juga gatau” jawab Ara lemah
sambil menangis.
Ting..ting…ting..ting… bunyi nada SMS dari phonsell Ara. Lalu Ara
membukanya. Ternyata SMS itu dari Dion , “Ra, temui aku di rumah sakit Grace
Holly kamar No.17 lantai 2 ya” tanpa membalas pesan tersebut Ara pun langsung
menarik Rizky dan bergegas ke rumah sakit tersebut.
Setibanya dirumah sakit , Ara langsung berlari mencari-cari kamar
nomor 17. dan dia pun menemukan kamar tersebut lalu bergegas memasukinya. Dia
melihat Dion sedang tertidur lemah dan pucat pasih. Dion pun menoleh kearahnya “hi
Ra, makasih ya udah mau datang” sapa Dion sambil tersenyum. “lo sakit kenapa ngga bilang-bilang
ke gue sih?” Ara marah sambil menangis. “hehe,maaf, gue ngga mau buat
orang-orang panik karena gue” jawabnya tegar. Ara pun mendekat dan langsung
memeluk Dion dengan erat. “cepat sembuh sayang” tangis Ara. “hehe makasih sayang J” Dion kembai tersenyum. “Ra, I just want you to know, that I love
you until the end of my life” lalu dekapan tangan Dion terasa semakin lemah tak
bertenaga. Aku tak mau melepas pelukan tersebut. Sampai suara pedeteksi jantung
itu menjerit. Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit. Detak
jantung Dion tak terdeteksi lagi.
^^The
End^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar