Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

Fiction II


 
Karena Sebuah Novel
Oleh : Hinda Sari Nasution

 “ Cinta lama bersemi kembali? Bukan, tapi Cinta lama bertemu kembali ”
***
Hari minggu yang cerah toko buku yang  terletak di dekat rumah Ica sudah banyak dipadati pembeli.  Novel yang ditulis oleh Ilana Tan, mulai digemari banyak pecinta novel. Ica seorang mahasiswa jurusan Ekonomi S1, termasuk orang yang menyukai novel-novel yang ditulis Ilana Tan. Ica bergegas pergi ketoko buku tersebut untuk membeli novel edisi terbaru Ilana Tan. Namun, siapa sangka novel tersebut habis terjual dalam waktu 5 menit saja. Dengan hati kecewa Ica pulang kerumah tanpa membawa benda yang tadinya dia ingin miliki.
Matahari mulai terik, Ica berbaring dikamarnya karena kelelahan. Dia juga berfikir dimana dia akan menemukan novel yang dia inginkan itu. Novel yang menceritakan kisah cinta yang telah lama berpisah kemudian kembali menyatu. Dia sangat menyukai cerita seperti itu, cerita yang hampir menyerupai dengan kisah cintanya selama SMAnya. Dia pernah pacaran dengan kakak kelasnya pada saat dia kelas 2 SMA. Hubungan mereka pun cukup lama sekitar setahunan. Namun sayang hubungan mereka terpisah hanya karena Adit, pacar Ica pergi keluar negeri untuk melanjutkan jenjang pendidikan yaitu kuliah. Ica berharap mereka akan bertemu kembali dan menjalin hubungan seperti dulu. Namun, itu sangat mustahil.
Tok.. Tok.. Tok.. Ica waktunya makan siang, sayang“
Lamunannya buyar ketika saja mendengar suara mamanya  berteriak dibelakang pintu. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas ke ruang makan.
Selesai makan siang, dia duduk didepan televisi bersama Aska sambil kembali memikirkan dimana dia akan mendapatkan novel itu. Dia pun bertanya kepada adiknya.
“Aska, kamu tau dimana ada jual novel kesukaan kakak yang ditulis Ilana Tan itu?” 
  tanya Ica
“ehm.. kakak coba aja ke toko buku Gramedia Sun Plaza, sepertinya disitu ada” jawab Aska
“oh iya ya benar, toko buku Gramedia. Makasih adik ku, Besok selesai kuliah kakak  
   langsung kesana” kata Ica senang
Jam kuliah sudah selesai, Ica ingat dia harus cepat pergi ke toko buku Gramedia. Sesampai di Mall Sun Plaza, tidak sengaja Ica menabrak seorang laki-laki lumayan tinggi dari Ica dan muka samar-samar Ica mengenalnya.  Namun, Ica tidak hiraukan dan hanya meminta maaf kepada lelaki itu. Dia pun langsung naik ke lantai 4 untuk menuju toko buku Gramedia.
Ica sudah berada di toko buku Gramedia, dia sudah 3 menit berkeliling mencari novel yang ditulis Ilana Tan. Namun bukan keberuntungan Ica untuk hari ini, dia melihat seorang laki-laki mengambil novel terakhir edisi terbaru Ilana Tan. Dari kejauhan Ica menatap laki-laki itu, sepertinya Ica mengenal sesosok lelaki itu. Dia terdiam sejenak dan tersentak ketika dia ingat bahwa lelaki itu ialah laki-laki yang tidak sengaja ia tabrak dilantai bawah. Dia mengejar lelaki itu sebelum laki-laki itu pergi ke kasir.
“Tunggu...” Ica berdiri dihadapan laki-laki itu dengan merentangkan tangannya yang bermaksud untuk menghalangi jalan laki-laki itu. Dia tertunduk kelelahan, sambil menstabilkan nafasnya.
Lelaki itu melihat Ica dengan bingung. “ada apa?”
“hah, tunggu sebentar.. apakah kau tadi yang tidak sengaja aku tabrak?”
Lelaki itu berfikir dan menatap perempuan yang ada dihadapannya, namun laki-laki itu terlihat terkejut ketika melihat perempuan itu adalah Ica. “Ica. bukankah kamu, Ica?”
Ica yang masih tertunduk menstabilkan nafasnya terlihat kaget ketika laki-laki yang belum dia kenal itu menyebut namanya. Dia menatap laki-laki itu secara detail. Dan sangat terkejutnya dia, bahwa laki-laki itu adalah Adit mantan pacar sewaktu dia masih SMA. Namun Ica belum yakin apakah benar itu Adit atau bukan.
“Adit. Benarkah kamu, Adit?” tanya Ica ragu
“ternyata kamu masih ingat dengan aku, ca” senangnya
Mereka duduk di sebuah bangku panjang dipojokan toko buku Gramedia, biasa tempat orang membaca buku. Mereka mengobrol sebentar.
“ternyata kita bisa bertemu lagi, lama tidak jumpa. Apa kabar kamu, dit? Gimana kuliahmu di Korea sana?” kata Ica memulai percakapan dengan gugup.
“iya. Baik, tentu saja baik. Kamu sendiri bagaimana?” tanya Adit
“hem.. kelihatannya gimana, baik bukan? Oh iya, ada apa kembali ke Indonesia?” Ica mulai sedikit santai.
“oh itu, aku ngambil cuti kuliah. Aku harus nemenin mama karena papa aku akan pergi tugas kerja ke London” jawab Adit
“oh. Ehm.. dit apakah kau juga menyukai novel itu?” Ica menunjuk kearah novel yang dipegang Adit
“oh, nggak kok. Kebetulan aja aku lihat ceritannya menarik. Kenapa?” Adit balik bertanya
“hehe.. boleh kah novel itu untuk aku? Aku sudah berkeliling mencari tapi... ah tidak tidak. tidak jadi. Yasudahlah aku mau ketoko baju dulu, mau....
Tiba-tiba saja Adit menarik tangan Ica dan berjalan menuju kasir. Ica terdiam ketika Adit ternyata membeli novel itu. Ica sangat sedih dan kecewa, dia kira hari ini dia dapat menemukan novel itu. Tetapi... ternyata novel yang Adit beli itu bukan buat dia melainkan buat Ica. Ica sangat bingung pikirannya campuraduk, senang, terkejut, gugup.
“ini hadiah buat kamu, ca. Maaf cuma bisa ngasih hadiah ini aja” Adit memberikan novel itu kepada Ica
“huh? gak, gak apa-apa. Ehm.. terima kasih banyak” jawab Ica gugup dan bingung harus bagaimana
Pada saat Adit memberikan novel tersebut kepada Ica, Ica tidak sengaja melihat gelang yang  dipakai Adit. Gelang tersebut berukir nama Yoora dan Adit. Ica sangat terkejut ketika melihat gelang itu. Tapi, dia tidak mau menanyakan tentang gelang itu atau pun siapa pacarnya sekarang. Karena semua itu bukanlah urusan Ica, pikiran Ica pun entah bagaimana.
“Terima kasih banyak sekali lagi ya, dit. Maaf sudah mengganggumu, yasudah sampai ketemu lagi ya” Ica menundukkan kepalanya
“iya sama-sama” jawab Adit
“bye” Ica pergi dan melambaikan tangannya kearah Adit. Adit pun membalas lambaian tangan Ica.
Dirumah, Ica berbaring ditempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian yang baru saja ia alami. Dia sama sekali tidak menyangka hari ini dia bertemu kembali dengan Adit mantan pacarnya dulu.
 “cinta lama bersemi kembali? Ah, bukan bukan aku tidak ada lagi hubungan dengannya. Lagi pula pasti dia sudah mempunyai penggantiku ‘Yoora’ pasti benar dia pasti pacar Adit sekarang. Uhh.. sudah-sudah  Ica, Ica harus senang bisa bertemu dengannya tadi. Dia juga memberikan novel yang kamu cari. Ica.. hei, Ica”. Mencoba menyadarkan dirinya kalau pertemuan tadi adalah sebuah kebahagian baginya karena harapan bertemu kembali dengan mantan pacarnya terkabulkan, bukan malah kesedihan karena mendapati Adit yang sudah mempunyai pacar. “Cinta lama bersemi kembali? Bukan. tapi Cinta lama bertemu kembali” celoteh Ica sambil menatap buku pemberiaan Adit. 

The End ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar