Karena Sebuah Novel
Oleh : Hinda Sari Nasution
“ Cinta lama bersemi kembali? Bukan, tapi
Cinta lama bertemu kembali ”
***
Hari minggu yang
cerah toko buku yang terletak di dekat
rumah Ica sudah banyak dipadati pembeli.
Novel yang ditulis oleh Ilana Tan, mulai digemari banyak pecinta novel. Ica
seorang mahasiswa jurusan Ekonomi S1, termasuk orang yang menyukai novel-novel
yang ditulis Ilana Tan. Ica bergegas pergi ketoko buku tersebut untuk membeli
novel edisi terbaru Ilana Tan. Namun, siapa sangka novel tersebut habis terjual
dalam waktu 5 menit saja. Dengan hati kecewa Ica pulang kerumah tanpa membawa benda
yang tadinya dia ingin miliki.
Matahari mulai
terik, Ica berbaring dikamarnya karena kelelahan. Dia juga berfikir dimana dia
akan menemukan novel yang dia inginkan itu. Novel yang menceritakan kisah cinta
yang telah lama berpisah kemudian kembali menyatu. Dia sangat menyukai cerita
seperti itu, cerita yang hampir menyerupai dengan kisah cintanya selama SMAnya.
Dia pernah pacaran dengan kakak kelasnya pada saat dia kelas 2 SMA. Hubungan
mereka pun cukup lama sekitar setahunan. Namun sayang hubungan mereka terpisah
hanya karena Adit, pacar Ica pergi keluar negeri untuk melanjutkan jenjang
pendidikan yaitu kuliah. Ica berharap mereka akan bertemu kembali dan menjalin
hubungan seperti dulu. Namun, itu sangat mustahil.
“Tok.. Tok.. Tok.. Ica waktunya makan
siang, sayang“
Lamunannya buyar ketika
saja mendengar suara mamanya berteriak
dibelakang pintu. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas ke ruang makan.
Selesai makan
siang, dia duduk didepan televisi bersama Aska sambil kembali memikirkan dimana
dia akan mendapatkan novel itu. Dia pun bertanya kepada adiknya.
“Aska, kamu tau
dimana ada jual novel kesukaan kakak yang ditulis Ilana Tan itu?”
tanya Ica
“ehm.. kakak coba
aja ke toko buku Gramedia Sun Plaza, sepertinya disitu ada” jawab Aska
“oh iya ya benar,
toko buku Gramedia. Makasih adik ku, Besok selesai kuliah kakak
langsung kesana”
kata Ica senang
Jam kuliah sudah
selesai, Ica ingat dia harus cepat pergi ke toko buku Gramedia. Sesampai di
Mall Sun Plaza, tidak sengaja Ica menabrak seorang laki-laki lumayan tinggi
dari Ica dan muka samar-samar Ica mengenalnya. Namun, Ica tidak hiraukan dan hanya meminta
maaf kepada lelaki itu. Dia pun langsung naik ke lantai 4 untuk menuju toko
buku Gramedia.
Ica sudah berada
di toko buku Gramedia, dia sudah 3 menit berkeliling mencari novel yang ditulis
Ilana Tan. Namun bukan keberuntungan Ica untuk hari ini, dia melihat seorang
laki-laki mengambil novel terakhir edisi terbaru Ilana Tan. Dari kejauhan Ica
menatap laki-laki itu, sepertinya Ica mengenal sesosok lelaki itu. Dia terdiam
sejenak dan tersentak ketika dia ingat bahwa lelaki itu ialah laki-laki yang
tidak sengaja ia tabrak dilantai bawah. Dia mengejar lelaki itu sebelum laki-laki
itu pergi ke kasir.
“Tunggu...” Ica berdiri
dihadapan laki-laki itu dengan merentangkan tangannya yang bermaksud untuk
menghalangi jalan laki-laki itu. Dia tertunduk kelelahan, sambil menstabilkan
nafasnya.
Lelaki itu
melihat Ica dengan bingung. “ada apa?”
“hah, tunggu
sebentar.. apakah kau tadi yang tidak sengaja aku tabrak?”
Lelaki itu
berfikir dan menatap perempuan yang ada dihadapannya, namun laki-laki itu
terlihat terkejut ketika melihat perempuan itu adalah Ica. “Ica. bukankah kamu,
Ica?”
Ica yang masih
tertunduk menstabilkan nafasnya terlihat kaget ketika laki-laki yang belum dia
kenal itu menyebut namanya. Dia menatap laki-laki itu secara detail. Dan sangat
terkejutnya dia, bahwa laki-laki itu adalah Adit mantan pacar sewaktu dia masih
SMA. Namun Ica belum yakin apakah benar itu Adit atau bukan.
“Adit. Benarkah
kamu, Adit?” tanya Ica ragu
“ternyata kamu
masih ingat dengan aku, ca” senangnya
Mereka duduk di
sebuah bangku panjang dipojokan toko buku Gramedia, biasa tempat orang membaca
buku. Mereka mengobrol sebentar.
“ternyata kita
bisa bertemu lagi, lama tidak jumpa. Apa kabar kamu, dit? Gimana kuliahmu di
Korea sana?” kata Ica memulai percakapan dengan gugup.
“iya. Baik, tentu
saja baik. Kamu sendiri bagaimana?” tanya Adit
“hem.. kelihatannya
gimana, baik bukan? Oh iya, ada apa kembali ke Indonesia?” Ica mulai sedikit
santai.
“oh itu, aku ngambil
cuti kuliah. Aku harus nemenin mama karena papa aku akan pergi tugas kerja ke
London” jawab Adit
“oh. Ehm.. dit
apakah kau juga menyukai novel itu?” Ica menunjuk kearah novel yang dipegang
Adit
“oh, nggak kok.
Kebetulan aja aku lihat ceritannya menarik. Kenapa?” Adit balik bertanya
“hehe.. boleh kah
novel itu untuk aku? Aku sudah berkeliling mencari tapi... ah tidak tidak. tidak
jadi. Yasudahlah aku mau ketoko baju dulu, mau....
Tiba-tiba saja
Adit menarik tangan Ica dan berjalan menuju kasir. Ica terdiam ketika Adit
ternyata membeli novel itu. Ica sangat sedih dan kecewa, dia kira hari ini dia
dapat menemukan novel itu. Tetapi... ternyata novel yang Adit beli itu bukan
buat dia melainkan buat Ica. Ica sangat bingung pikirannya campuraduk, senang,
terkejut, gugup.
“ini hadiah buat
kamu, ca. Maaf cuma bisa ngasih hadiah ini aja” Adit memberikan novel itu
kepada Ica
“huh? gak, gak
apa-apa. Ehm.. terima kasih banyak” jawab Ica gugup dan bingung harus bagaimana
Pada saat Adit
memberikan novel tersebut kepada Ica, Ica tidak sengaja melihat gelang yang dipakai Adit. Gelang tersebut berukir nama
Yoora dan Adit. Ica sangat terkejut ketika melihat gelang itu. Tapi, dia tidak
mau menanyakan tentang gelang itu atau pun siapa pacarnya sekarang. Karena
semua itu bukanlah urusan Ica, pikiran Ica pun entah bagaimana.
“Terima kasih
banyak sekali lagi ya, dit. Maaf sudah mengganggumu, yasudah sampai ketemu lagi
ya” Ica menundukkan kepalanya
“iya sama-sama”
jawab Adit
“bye” Ica pergi
dan melambaikan tangannya kearah Adit. Adit pun membalas lambaian tangan Ica.
Dirumah, Ica berbaring
ditempat tidurnya, menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian
yang baru saja ia alami. Dia sama sekali tidak menyangka hari ini dia bertemu
kembali dengan Adit mantan pacarnya dulu.
“cinta lama bersemi kembali? Ah, bukan bukan
aku tidak ada lagi hubungan dengannya. Lagi pula pasti dia sudah mempunyai
penggantiku ‘Yoora’ pasti benar dia pasti pacar Adit sekarang. Uhh..
sudah-sudah Ica, Ica harus senang bisa
bertemu dengannya tadi. Dia juga memberikan novel yang kamu cari. Ica.. hei,
Ica”. Mencoba menyadarkan dirinya kalau pertemuan tadi adalah sebuah kebahagian
baginya karena harapan bertemu kembali dengan mantan pacarnya terkabulkan,
bukan malah kesedihan karena mendapati Adit yang sudah mempunyai pacar. “Cinta
lama bersemi kembali? Bukan. tapi Cinta lama bertemu kembali” celoteh Ica
sambil menatap buku pemberiaan Adit.
The End ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar